Cerpen1-TERLAMBAT MENCINTAI
“Tidak
usah, Terimakasih.”
Jawaban
singkat yang pernah Gue denger satu minggu yang lalu saat Gue berniat untuk
mengantarnya pulang. Sejak kejadian itu Gue merasa ada yang aneh sama cewek
itu. Entah kenapa sikapnya jadi dingin ke. Dia salah satu teman cewek sekelas Gue,
kebanyakan orang memangil dia Putri. Gue tidak ingin memikirkan ini terlalu
lama. Keesokan harinya, Gue bertemu dia di sekolah. Tapi kali ini dia terlihat
seperti pura-pura tidak melihat Gue. Saat Gue panggil, dia tidak noleh sedikitpun.
Akhirnya Gue pun menghiraukan sikapnya itu.
Esok
lusa, di sekolah Gue ada acara perpisahan angkatan 43. Tentunya Gue salah satu
siswa dari angkatan ini. Sehingga siang ini Gue harus prepare baju yang akan Gue kenakan di acara perpisahan itu.
*PING!!!* bunyi BBM yang membuat Gue kaget di tengah-tengah salah satu Mall di
Jakarta. Ternyata itu BBM dari April, temen Gue juga.
“Dasar,
cowok tidak peka!”…
Awalnya
Gue berfikir, “siapa yang tidak peka?” dalam hati. Dan Gue membalasnya.
“Maksud
Lo apa, Pril?”…. Hanya di read.
Acara
perpisahan telah tiba, Gue berusaha agar tidak terlambat sampai gedung yang
menggelar acara perpisahan sekolah Gue. Sesampainya disana, Gue duduk di tempat
yang sudah disediakan, yang sudah tertempel nama-nama siswa/siswi angkatan 43.
Kebetulan Gue duduk disebelah Putri.
“Hi,
Put. Lo kelihatan cantik hari ini.” Sapa Gue.
“Terimakasih,
Lo juga kelihatan beda dengan tampilan seperti ini, jas dan dasi Lo sangat
cocok.” Balasnya dengan senyuman.
Percakapan
kami di akhiri karena acara akan segera dimulai. Susunan acara pun dibacakan
oleh MC, dan diawali dengan sambutan-sambutan. Acara demi acara terlewati,
hingga berakhir di sesi foto-foto.
Gue
pulang disaat matahari tepat diatas kepala Gue, sungguh terasa panas, membuat Gue
ingin cepat-cepat sampai rumah.
-----
Berminggu-minggu
Gue tunggu pengumuman dimana Gue daftar, ijazah pun sudah dibagikan. Dan,
akhirnya Gue keterima di salah satu sekolah SMA Negeri di Ibukota Indonesi itu,
yang dipilihkan oleh paman Gue. Jika masalah pendidikan, orangtua Gue sudah
menyiapkan semuanya saat Ayah masih ada. Terkadang memang tidak sesuai dengan
keinginan Gue. Gue termasuk orang yang pintar diantara teman-teman yang lain.
Jadi, pilihan apapun itu tidak pernah jadi masalah, dan memang buktinya pilihan
itu membuat Gue menambah pengetahuan yang lebih luas.
Akhir-akhir
ini Gue sering menerima SMS dari Putri, teman SMP Gue dulu. Dari nanyain kabar Gue,
sekolah baru Gue, teman-teman baru Gue, pokoknya dia care sama Gue. Tapi, tidak ada satupun sms yang Gue balas. Mungkin Gue
terlalu sibuk mengisi waktu libur Gue sama keluarga, pergi sana sini. Karena
dalam keluarga Gue, uang bukan lah masalah. Walaupun Ayah tiri, tapi dia baik
banget.
Minggu
depan sudah masuk ke tahun ajaran baru, dimana sekolah Gue bukan lagi junior high school lagi. Tapi yang lebih
tinggi dari itu, yaitu SMA. Masa-masa Gue beranjak dari remaja ke dewasa.
Dengan fasilitas yang sudah Gue dapatkan dari orangtua Gue, seperti motor, ATM,
budget, laptop dan lainnya.
First day.
Dihari
pertama ini, Gue mengikuti kegiatan sekolah pada umumnya. Ya, MOS. Masa Orientasi
Siswa. Siswa baru bukanlah di kenalkan lebih dekat dengan sekolahnya, melainkan
masa dimana para senior melakukan aksi balas dendam. Kegiatan ini akan
berlangsung 5 hari. kami para siswa-siswi baru, yang setiap harinya diberi
tugas atau aturan mulai dari pakaian, makanan yang harus dibawa dan sebagainya.
“Untungnya
kegiatan MOS ini berjalan hanya sampai jam 12 siang.” Hari pertama ini Gue
belum terlalu kenal dengan yang lainnya, Gue pun belum melihat teman-teman
se-SMP Gue yang juga mendaftar di sekolah ini. “Atau cuma Gue yang daftar
disini? Ah, tidak mungkin, ini kan sekolah favorit.” Pikir Gue dalam hati.
4
hari pun berlalu, hari ini hari terakhir MOS dan Gue melihat Putri, ya, teman
SMP Gue dulu, dia juga sekolah disini. Kami pun satu sekolah lagi. Entah kenapa
Gue merasa senang mengetahui ini.
Keesokkan
harinya, kebetulan hari ini libur. Gue pergi keluar hanya untuk mengantar Ibu Gue
belanja. Kami memang sangat dekat, Gue pun berjanji akan selalu ada untuk Ibu Gue.
Dikarenakan, Ayah Gue sudah tidak ada, tepatnya 3 tahun yang lalu Ayah sudah
meninggalkan kami. Sehingga Gue tidak mau Ibu merasa kesepian.
Sesampainya
kami di swalayan, seperti biasa Gue tunggu di cafΓ© untuk sekedar ngopi. *sssshhrruuuppp* disaat Gue lagi minum
dikit demi sedikit kopi itu, ada April dan temannya. “kayanya itu April, dia
sama siapa ya?” Gumam Gue. Setelah lama Gue perhatikan, akhirnya dia pun
melihat Gue dan mengahampiri.
“Hi,
Tris! Sendirian aja?” Sapa nya.
“Iya
nih, biasa lah Gue lagi nunggu Ibu Gue belanja, biar ga bete Gue ngopi disini.”
Jawab Gue.
“Ohiya,
kenalin ini Riko… pacar Gue. Riko, ini Tristan temen SMP Gue.” Gue dan Riko pun
berkenalan. Dan akhirnya kami duduk bertiga. Kami pun saling menceritakan
sekolah baru, dan April menanyakan Putri ke Gue. Cukup lama kami ngobrol,
banyak yang April ceritakan tentang Putri, yang sebelumnya Gue tidak
menyadarinya.
1
jam berlalu, Ibu Gue ternyata sudah selesai belanja, Gue pun langsung pamit ke
April, dan Riko untuk pulang duluan. Selama diperjalanan, Gue terus memikirkan apa
yang diceritakan April di cafΓ© tadi,
“Apakah itu semua benar? Jadi, selama ini Gue tidak peka sama perasaan April ke
Gue? Betapa bodohnya Gue!”.
-----
Pro, calon dokter berusia 14 tahun!
Kenalkan, Mahasiswa Calon Dokter UGM Berusia 14 Tahun
Universitas Gajdah Mada Yogyakarta menerima 9.536 mahasiswa baru tahun akademik 2015/2016. Diantara para mahasiswa baru tersebut, terselip satu remaja berusia anak sekolah menengah pertama.
Mahasiswa baru tersebut bernama Aldo Meyolla Geraldino. Mahasiswa baru Fakultas Kedokteran, Program Studi Pendidikan Dokter ini baru berusia 14 tahun. Tepatnya 14 tahun, 7 bulan, 29 hari.
"Senang sih, di terima di Fakultas Kedokteran. Termuda ya, mungkin semua karena akselerasi,” ujar Aldo Meyolla seperti dikutip Humas UGM di laman ugm.ac.id di sela upacara penerimaan mahasiswa baru UGM Tahun Akademik 2015/ 2016, Selasa 18 Agustus 2015.
Menjadi mahasiswa termuda, Aldo Meyolla mengaku melalui semua jenjang pendidikan dengan mengikuti program akselerasi. Saat duduk di bangku SD Negeri 16 Surakarta, kenaikan kelas 4 ada program tes akselerasi, ia pun mengikuti tes dan lolos.
"Awalnya umur 2 tahun, saya sudah masuk play group, umur 3 tahun masuk TK dan masuk SD umur 5,5 tahun. Kelas 3 naik kelas 4 ada tes akselerasi, saya ngikut saja. Jadi di kelas 4,5,6 hanya 2 tahun, jadi lulus SD umur 10 tahun,” kata Aldo, yang lahir di Surakarta, 19 Desember 2000.
Demikian pula, saat duduk di bangku SMP Negeri 9 Surakarta dan SMA Negeri 1 Surakarta. Sehingga untuk dua jenjang pendidikan tersebut selesai dalam waktu 4 tahun.
Di SMP ikut akselerasi lagi, dua tahun. SMP Negeri 9 surakarta, Jadi lulus SMP usia 12 tahun. Saat di SMA Negeri 1 Surakarta, juga akselerasi. “Jadi sekarang umur saya 14 tahun," tuturnya.
Dalam menjalani pendidikan, putra pasangan Masoed dan Christina Murtini ini mengaku tidak memiliki jurus khusus. Meski begitu, nilai akademiknya selalu tinggi.
"Yang penting belajar itu senang aja. Belajar rutin sih iya, biasanya malam hari, dengan jam yang tidak terlalu terjadwal, sesuai keperluan saja," kata Aldo.
Saat diterima di UGM melalui jalur ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Aldo memiliki nilai MIPA (Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam) diatas 9. Untuk nilai Biologi ia mengantongi nilai 9 dan Kimia 9,8.
"Masuk di Fakultas Kedokteran karena cita-cita lama. Tapi saya suka sih sama sains dan penelitian, kedua biologi, dan ketiga ingin melayani masyarakat nantinya,” kata Aldo.
Cr : news update
Elanto Wijoyono, sang pembela jalan raya
Setelah sekian lama para rombongan moge yang kadang menganggu lalu lintas di jalan raya, kebahayaan yang selalu datang ketika mereka lewat merupakan hal yang buruk untuk dipikirkan, apalagi jika dilihat secara langsung. Namun pria ini memberanikan dirinya untuk menghentikan rombongan moge ini, sungguh keren bukan?
AKSI berani Elanto Wijoyono, warga Jogyakarta yang menghadang rombongan moge dan voorijder penerbos lampu merah, menuai pujian dari netizen. Mereka salut dengan aksi koboi pria 32 tahun itu.
Dengan gagah berani Elanto berdiri bersama sepeda anginnya di tengah
jalan tepat di traffic light perempatan Condong Catur, Jogyakarta yang
sedang menyala merah, Sabtu (15/8). Padahal saat itu sekitar 50 biker
moge melintas.
Ya, para bikers moge memang punya kebiasaan menerobos lampu merah. Tak pelak, puluhan biker moge itu berhenti kebingungan.
Beberapa di antara pengemudi moge itu pun marah. Mereka turun, menghampiri lalu menyemprot Elanto. Bahkan ada yang memaki-maki. Namun Elanto tak gentar.
Keberian Elanto itu menuai banjir pujian di media sosial.
“Ayo hadang laju moge ber #voorijder patwal & moge arogan. Siang: kota, 3pm per4an ringroad concat cc @Korlantas @RTMC_Jogja #Jogja #JBR2015,” kicau Elanto di akun twitter @joeyakarta.
Sejumlah netizen memuji keberanian Elanto. Mereka mendukung aksi Elanto untuk memerangi pengguna lalu lintas yang tidak taat aturan, khususnya para pengguna moge yang arogan.
“Butuh lebih banyak org spt mas ini, berani bertindak saat lihat yang salah. Salut mas Bro…,” tulis akun dwimulyono_Indonesia di Instagram. (one/mas/jpnn)
Ya, para bikers moge memang punya kebiasaan menerobos lampu merah. Tak pelak, puluhan biker moge itu berhenti kebingungan.
Beberapa di antara pengemudi moge itu pun marah. Mereka turun, menghampiri lalu menyemprot Elanto. Bahkan ada yang memaki-maki. Namun Elanto tak gentar.
Keberian Elanto itu menuai banjir pujian di media sosial.
“Ayo hadang laju moge ber #voorijder patwal & moge arogan. Siang: kota, 3pm per4an ringroad concat cc @Korlantas @RTMC_Jogja #Jogja #JBR2015,” kicau Elanto di akun twitter @joeyakarta.
Sejumlah netizen memuji keberanian Elanto. Mereka mendukung aksi Elanto untuk memerangi pengguna lalu lintas yang tidak taat aturan, khususnya para pengguna moge yang arogan.
“Butuh lebih banyak org spt mas ini, berani bertindak saat lihat yang salah. Salut mas Bro…,” tulis akun dwimulyono_Indonesia di Instagram. (one/mas/jpnn)
SCARY(4)
Jendela
Suara langkah kaki Rio dan Bu Sri
telah terdengar olehku yang sedang sibuk mencari semua yang dibutuhkan di dalam
ruangan yang biasa kami sebut sekre. Suara langkah mereka pun makin terdengar
dan akhirnya mereka sampai didepan pintu ruangan itu, kemudian mereka menghampiri ku
untuk membantu membawakan peralatan yang dibutuhkan untuk upacara senin esok.
“Kurang berapa lagi, Bu?” tanya
Rio kepada Bu Sri yang sedang mendata peralatan yang dibutuhkan. Setelah didata, kami memang membutuhkan
lumayan banyak. Kami cukup menghabiskan waktu di sekre tersebut.
Suasana memang begitu cerah
membuat kami kepanasan di dalam ruangan itu. Tiba-tiba “Ko kepala Ibu pusing
ya? Dan terasa mual.” ujar Bu Sri kepada Aku dan Rio yang sedang
mengipas-ngipas menggunakan kertas robekan. “Mungkin karena Ibu belum sempat
makan siang?” ujarku. “Ibu tadi sudah makan, tapi kenapa terasa pusing gini ya?
Padahal daritadi tidak apa-apa.” Tak lama setelah itu, Rio pun merasakan hal
yang serupa, ia juga merasakan apa yang dirasakan Ibu Sri, pusing dan mual. Aku
pun ingat perkataan bibi ku bahwa kita akan merasakan pusing dan mual bila
disuatu ruangan yang terdapat makhluk lain. Namun, aku tetap tenang.
Kami tetap mengumpulkan peralatan
yang dibutuhkan, walau dengan keadaan pusing. Suasana menjadi dingin, akhirnya
semua telah siap. Kami pun segera membawanya ke lobby sekolah, teman-teman
sudah menunggu lama disana.
Ketika aku, Rio, dan Bu Sri akan
beranjak dari sekre itu, tiba-tiba……… *dorrrrrrrrrrr* satu-satunya jendela di
sekre itu menutup sendiri, sehingga kami kaget. Padahal saat itu tidak ada
angin yang melintas. Saat Bu Sri sedang mengunci pintu sekre itu, kami dibuat
terkejut, ada banyak rambut di bawah kaki kami, namun kami tidak berani untuk
menengok ke atas. Kami pun berjalan namun cepat, sehingga kami sampai di lobby.
Dan kami tidak membicarakan kepada semuanya, agar mereka tidak merasa takut.
Toko yang Menjual Istri
Toko yang menjual istri, baru saja dibuka di sebuah kota . Di sana , laki2 dapat memilih istri.
Di antara instruksi-instruksi yang ada di pintu masuk terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut.
“Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI”
Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan sebuah calon kelompok istri. Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai wanita tersebut.
Bagaimanapun, ini adalah semacam jebakan. Kamu dapat memilih wanita di lantai tertentu atau lebih memilih ke lantai berikutnya tetapi dengan syarat tidak bisa turun ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko.
Lalu, seorang laki2 pun pergi ke toko “istri” tersebut untuk mencari istri…
Di lantai 1 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 1 : wanita di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan.
laki2 itu tersenyum,kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.
Di lantai 2 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 2 : wanita di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, dan senang anak kecil. Kembali laki2 itu naik ke lantai selanjutnya.
Di lantai 3 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 3 : wanita di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil dan cantik banget.
” Wow”, tetapi pikirannya masih penasaran dan terus naik.
Lalu sampailah laki2 itu di lantai 4 dan terdapat tulisan Lantai 4 :
wanita di lantai ini yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cantik banget dan suka membantu pekerjaan rumah.
”Ya ampun !” Dia berseru, ”Aku hampir tak percaya”
Dan dia tetap melanjutkan ke lantai 5 dan terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 5 : wanita di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil,cantik banget,suka membantu pekerjaan rumah, dan memiliki rasa romantis.
Dia tergoda untuk berhenti tapi kemudian dia
melangkah kembali ke lantai 6 dan terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 6 : Anda adalah pengunjung yang ke 4.363.012.000. Tidak ada wanita di lantai ini. Lantai ini hanya semata-mata bukti untuk Anda yang tidak pernah puas. Terima kasih telah berbelanja di toko “istri”. Hati-hati ketika keluar toko dan semoga hari yang indah buat Anda.
Pesan moral ini bkn cm utk pria tp jg wanita: “Tetaplah slalu merasa puas akan pasangan yg sudah Tuhan sediakan. Jgn terus mencari yg terbaik tp jadikanlah yg baik yg ada dr yg sudah Tuhan sediakan, itulah pasangan yg terbaik bagi kamu seumur hidupmu hingga maut memisahkan.”
Hehehe maaf ya kalo sedikit ngetroll, lagi ngeliat ini di Line. Karena menarik jadi saya repost aja hehe π
Okeee, selamat malam dan selamat beristirahat ;)
Siswa SMU di Swedia Dapatkan e-Sports Sebagai Mata Pelajaran Baru
Lewat gelaran The International 2015, tampaknya Valve berhasil
membuka mata sebagian orang yang masih punya pandangan negatif terhadap
video game. Turnamen Dota 2 tahunan dengan jumlah hadiah sebesar 18 juta
USD gelarannya tersebut menjadi bukti nyata bila bermain video game
nyatanya tak hanya menghabiskan uang, melainkan menghasilkannya.
Saat ini, dilaporkan, beberapa sekolah menengah atas di Swedia akan
menghadirkan mata pelajaran baru, yaitu e-Sports. Dan ini bakal efektif
dimulai dari semester mendatang. Dilaporkan oleh Gosugamers, siswa-siwa
dari ketiga sekolah yang masing-masing berada di Karlstad, Ovanaker, dan
Stockholm, di waktu mendatang akan mendapatkan tambahan mata pelajaran,
mempelajari segala hal tentang e-Sports atau olahraga elektronik. Dalam
hal ini, Dota 2 dan Counter-Strike telah ditetapkan sebagai bagian dari
pembelajaran.
Melalui mata pelajaran baru ini, siswa akan diajarkan bagaimana cara
menganalisa permainan, mengambil keputusan, dan berbagai hal lainnya
yang dirasa dapat memicu pemikiran sehat. Siswa juga akan mendapatkan
pembinaan secara aktif, menjadikan mereka atlet e-Sports dengan
pemikiran positif sekaligus berkelakuan baik.
Swedia mungkin jadi negara pertama yang mau menjadikan e-Sports sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Meski begitu, negara-negara lain seperti China dan Amerika tampaknya juga sudah mulai mengikuti jejak mereka. Lalu, bagaimana dengan negara kita sendiri, Indonesia? Akankah pemerintah sudi mengakui bahwa video game adalah suatu kegiatan yang menghasilkan? Mungkin itu dulu saja.(DEL)
Swedia mungkin jadi negara pertama yang mau menjadikan e-Sports sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah. Meski begitu, negara-negara lain seperti China dan Amerika tampaknya juga sudah mulai mengikuti jejak mereka. Lalu, bagaimana dengan negara kita sendiri, Indonesia? Akankah pemerintah sudi mengakui bahwa video game adalah suatu kegiatan yang menghasilkan? Mungkin itu dulu saja.(DEL)
SCARY(3)
Lorong Kelas
Saat itu suasana
sangat sepi, mungkin karna aku mendapat jadwal belajar di kelas yang terdapat
disuatu gedung. Ya, Gedung E! Gedung itu
bernama gedung E, entah kenapa disekolah ku selalu menamakan gedung dari huruf alfabet.
Ku pikir-pikir memang gedung ini yang paling jauh dari gerbang sekolah. Mungkin
itu alasannya mengapa suasana disana sangat sepi, dan memang kenyataannya
jarang terlihat murid berlalu-lalang melewati lorong-lorong gedung itu.
Rasanya ingin cepat-cepat selesai
dari pelajaran terakhir itu, hatipun sudah tidak tenang, dan suasana disanapun tak membuatku nyaman lagi. Angin pun
bertiup cukup kencang, mengakibatkan daun-daun pepohonan yang berada di luar
kelas ku bergoyang hingga perhatian ku tertuju ke salah satu pohon yang cukup
besar di sudut lorong yang dapat kulihat dari dalam kelas dimana aku duduk,
memang cukup jauh, namun mata ku masih normal sehingga benda yang jauh masih
terlihat jelas oleh kedua bola mata ku.
Seperti terkena sihir, mataku
terus tertuju dan terus memperhatikan pohon itu. Astagaaaaaaaaaaaa!!!!! Aku melihat
perempuan paruh baya berdiri di bawah pohon itu, mata ku seolah tak bisa
berkedip, rambutnya putih, namun yang ku lihat hanyalah tulang-tulang yang
terlihat seperti tengkorang berjalan, kulit-kulit yang menempel pada tubuh
layaknya manusia normal kini tak ada, melainkan telah terlepas. Aku yakin bahwa
aku tidak sedang melamun, mata ku melihat sosok itu dengan jelas…. Sangat
jelas!
“Fan…. Fanny? Kamu kenapa?
Pelajaran sudah selesai, cepat rapihkan alat tulis mu!” ucap teman sebangku ku
yang mengejutkan ku. Tanpa menjawab pertanyaan nya, dengan cepat aku membereskan
semua barang-barang ku. Selama diperjalanan pulang aku berusaha keras melupakan
kejadian sore itu, namun sulit rasanya.