Archive for Januari 2016

Cerpen1-TERLAMBAT MENCINTAI



“Tidak usah, Terimakasih.” 

Jawaban singkat yang pernah Gue denger satu minggu yang lalu saat Gue berniat untuk mengantarnya pulang. Sejak kejadian itu Gue merasa ada yang aneh sama cewek itu. Entah kenapa sikapnya jadi dingin ke. Dia salah satu teman cewek sekelas Gue, kebanyakan orang memangil dia Putri. Gue tidak ingin memikirkan ini terlalu lama. Keesokan harinya, Gue bertemu dia di sekolah. Tapi kali ini dia terlihat seperti pura-pura tidak melihat Gue. Saat Gue panggil, dia tidak noleh sedikitpun. Akhirnya Gue pun menghiraukan sikapnya itu.

Esok lusa, di sekolah Gue ada acara perpisahan angkatan 43. Tentunya Gue salah satu siswa dari angkatan ini. Sehingga siang ini Gue harus prepare baju yang akan Gue kenakan di acara perpisahan itu. *PING!!!* bunyi BBM yang membuat Gue kaget di tengah-tengah salah satu Mall di Jakarta. Ternyata itu BBM dari April, temen Gue juga.

“Dasar, cowok tidak peka!”…

Awalnya Gue berfikir, “siapa yang tidak peka?” dalam hati. Dan Gue membalasnya.

“Maksud Lo apa, Pril?”…. Hanya di read.

Acara perpisahan telah tiba, Gue berusaha agar tidak terlambat sampai gedung yang menggelar acara perpisahan sekolah Gue. Sesampainya disana, Gue duduk di tempat yang sudah disediakan, yang sudah tertempel nama-nama siswa/siswi angkatan 43. Kebetulan Gue duduk disebelah Putri.

“Hi, Put. Lo kelihatan cantik hari ini.” Sapa Gue.

“Terimakasih, Lo juga kelihatan beda dengan tampilan seperti ini, jas dan dasi Lo sangat cocok.” Balasnya dengan senyuman.

Percakapan kami di akhiri karena acara akan segera dimulai. Susunan acara pun dibacakan oleh MC, dan diawali dengan sambutan-sambutan. Acara demi acara terlewati, hingga berakhir di sesi foto-foto.
Gue pulang disaat matahari tepat diatas kepala Gue, sungguh terasa panas, membuat Gue ingin cepat-cepat sampai rumah.
-----

Berminggu-minggu Gue tunggu pengumuman dimana Gue daftar, ijazah pun sudah dibagikan. Dan, akhirnya Gue keterima di salah satu sekolah SMA Negeri di Ibukota Indonesi itu, yang dipilihkan oleh paman Gue. Jika masalah pendidikan, orangtua Gue sudah menyiapkan semuanya saat Ayah masih ada. Terkadang memang tidak sesuai dengan keinginan Gue. Gue termasuk orang yang pintar diantara teman-teman yang lain. Jadi, pilihan apapun itu tidak pernah jadi masalah, dan memang buktinya pilihan itu membuat Gue menambah pengetahuan yang lebih luas.

Akhir-akhir ini Gue sering menerima SMS dari Putri, teman SMP Gue dulu. Dari nanyain kabar Gue, sekolah baru Gue, teman-teman baru Gue, pokoknya dia care sama Gue. Tapi, tidak ada satupun sms yang Gue balas. Mungkin Gue terlalu sibuk mengisi waktu libur Gue sama keluarga, pergi sana sini. Karena dalam keluarga Gue, uang bukan lah masalah. Walaupun Ayah tiri, tapi dia baik banget.

Minggu depan sudah masuk ke tahun ajaran baru, dimana sekolah Gue bukan lagi junior high school lagi. Tapi yang lebih tinggi dari itu, yaitu SMA. Masa-masa Gue beranjak dari remaja ke dewasa. Dengan fasilitas yang sudah Gue dapatkan dari orangtua Gue, seperti motor, ATM, budget, laptop dan lainnya.

First day.
Dihari pertama ini, Gue mengikuti kegiatan sekolah pada umumnya. Ya, MOS. Masa Orientasi Siswa. Siswa baru bukanlah di kenalkan lebih dekat dengan sekolahnya, melainkan masa dimana para senior melakukan aksi balas dendam. Kegiatan ini akan berlangsung 5 hari. kami para siswa-siswi baru, yang setiap harinya diberi tugas atau aturan mulai dari pakaian, makanan yang harus dibawa dan sebagainya.

“Untungnya kegiatan MOS ini berjalan hanya sampai jam 12 siang.” Hari pertama ini Gue belum terlalu kenal dengan yang lainnya, Gue pun belum melihat teman-teman se-SMP Gue yang juga mendaftar di sekolah ini. “Atau cuma Gue yang daftar disini? Ah, tidak mungkin, ini kan sekolah favorit.” Pikir Gue dalam hati.

4 hari pun berlalu, hari ini hari terakhir MOS dan Gue melihat Putri, ya, teman SMP Gue dulu, dia juga sekolah disini. Kami pun satu sekolah lagi. Entah kenapa Gue merasa senang mengetahui ini.
Keesokkan harinya, kebetulan hari ini libur. Gue pergi keluar hanya untuk mengantar Ibu Gue belanja. Kami memang sangat dekat, Gue pun berjanji akan selalu ada untuk Ibu Gue. Dikarenakan, Ayah Gue sudah tidak ada, tepatnya 3 tahun yang lalu Ayah sudah meninggalkan kami. Sehingga Gue tidak mau Ibu merasa kesepian.

Sesampainya kami di swalayan, seperti biasa Gue tunggu di café untuk sekedar ngopi. *sssshhrruuuppp* disaat Gue lagi minum dikit demi sedikit kopi itu, ada April dan temannya. “kayanya itu April, dia sama siapa ya?” Gumam Gue. Setelah lama Gue perhatikan, akhirnya dia pun melihat Gue dan mengahampiri. 

“Hi, Tris! Sendirian aja?” Sapa nya.

“Iya nih, biasa lah Gue lagi nunggu Ibu Gue belanja, biar ga bete Gue ngopi disini.” Jawab Gue.

“Ohiya, kenalin ini Riko… pacar Gue. Riko, ini Tristan temen SMP Gue.” Gue dan Riko pun berkenalan. Dan akhirnya kami duduk bertiga. Kami pun saling menceritakan sekolah baru, dan April menanyakan Putri ke Gue. Cukup lama kami ngobrol, banyak yang April ceritakan tentang Putri, yang sebelumnya Gue tidak menyadarinya.

1 jam berlalu, Ibu Gue ternyata sudah selesai belanja, Gue pun langsung pamit ke April, dan Riko untuk pulang duluan. Selama diperjalanan, Gue terus memikirkan apa yang diceritakan April di café tadi, “Apakah itu semua benar? Jadi, selama ini Gue tidak peka sama perasaan April ke Gue? Betapa bodohnya Gue!”.
-----
Senin, 18 Januari 2016
Posted by Unknown

Follow Us!

Popular Post

- Copyright © This Is Our Story - Metrominimalist - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -