Archive for April 2015
Rasa yang Tertunda #eps7
Di pagi hari yang cerah, banyak
embun terlihat di tumbuhan sekeliling rumah Ku, dikarenakan semalam hujan turun
begitu deras. Matahari pun enggan menampakkan kecantikannya. Aku pun keluar
rumah untuk sekedar menghirup udara segar. Terlihat orang tetangga sedang
mempersiapkan apa yang akan dibawanya untuk berlibur, mereka memasukkan
barang-barang kedalam bagasi mobil. Sepertinya sebentar lagi mereka akan
berpergian jauh untuk mengisi liburan mereka. Setelah Aku sudah mulai bosan
dengan apa yang Aku lihat di sekeliling rumah, akhirnya Aku pun masuk ke rumah
untuk sekedar melihat Ibu Ku yang sedang masak di dapur
“Niatnya sih ingin membantu, tetapi Aku takut
malah merepotkannya.” Pikir Ku. Akhirnya, Aku masuk lagi ke kamar, kebetulan
hari ini hari minggu jadi Aku hanya di dalam kamar untuk menghabiskan waktu
libur Ku, habisnya tidak ada yang mengajak Ku pergi.
Beberapa
menit Aku terdiam, Aku kebingungan apa yang akan harus Ku lakukan di waktu
senggang ini. Akhirnya, mata Ku memandang laptop yang berada di atas meja belajar
Ku, dengan cepat Aku mendekatinya dan mulai memainkan touchpad laptopku, kemudian memasangkan modem agar tersambung
dengan jaringan internet, setelah tersambung seperti biasa Aku browsing sekedar mencari informas ter-update.
Saat
sedang fokus dengan apa yang Ku lihat di salah satu blog, tiba-tiba HP Ku
berbunyi menandakan ada pesan masuk. Tidak berfikir panjang Aku mengambil HP
itu yang berada di atas kasur tempat tidur Ku. Setelah Aku menekan salah satu
tombol HP Ku agar melihat pesan masuk, Aku pun terkejut.
“Ayu….”
Isi pesan dar nomor yang tidak di kenal dari suatu tempat entah dimana
Aku
pun ragu untuk membalas nya, namun Aku mencoba bertanya
“Ya,
Ini siapa?” balas Ku singkat
“Ini
Aku,Yu… Raka.“ jawab seorang itu yang ternyata ia teman sekelas Ku. Ya, dia
Raka.
“Ada
apa, Raka?” Tanya Ku lagi
“Punya
akun Line tidak?”
“Hahaha,
tidak punya. Memang nya kenapa?”
Aku
dan Raka terus berbalas pesan, namun hanya beberapa menit saja. Setelah itu Aku
pun malas untuk membalas pesan nya yang ditujukan kepada Ku itu, yang
lama-kelamaan membicarakan hal yang tidak penting. Bagi Ku itu hanya
membuang-buang waktu Ku saja. Akhirnya, Aku pun melanjutkan aktivitas Ku
seperti biasanya, tak menghiraukan pesan masuk dari Raka.
Rasa yang Tertunda #eps6
Pelajaran berlangsung seperti biasa tidak ada yang membuat keanehan lagi macam tingkah Raka saat itu. Setelah selesai, dilanjutkan ke pelajaran yang ke-2 hingga di pelajaran ke-4.
Akhirnya, pelajaran pun selesai, Aku pun keluar kelas dan gerbang sekolah untuk pulang ke rumah. Aku turun dari lantai tiga, lantai yang paling atas menuju gerbang. Aku pun jalan sendirian menuju gerbang, kebetulah hari ini Nisa tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Tiba-tiba Raka berada disamping Ku, berjalan bersama Ku hingga depan gerbang.
“Tadi Kamu kenapa? Sampai bengong seperti itu, cari-cari perhatian saja.” Ucapku dengan sedikit ledekan.
“Aku.... hemmm Aku tidak apa-apa kok” jawab Raka tak meyakinkan.
“Oh iya Yu, Aku minta nomor handphone Kamu, boleh?” pinta nya.
“Oh, boleh ko. Catat ya!” jawab Ku dengan menyebutkan nomor HP Ku.
“Ok, terimakasih.” Ujarnya dengan memasukkan HP ke dalam saku baju nya.
Sesampainya digerbang Aku dan Raka berpisah. Kami pulang menuju rumah masing-masing.
Dahulu Raka tidak percaya akan hal cinta pada pandangan pertama, namun ternyata ia merasakan sendiri. Ya! Dia merasa menemukan mawar biru dihidupnya setelah kenal dengan Ayu. Sejak itu lah Raka percaya bahwa cinta itu bisa muncul pada pandangan pertama.
Akhirnya, pelajaran pun selesai, Aku pun keluar kelas dan gerbang sekolah untuk pulang ke rumah. Aku turun dari lantai tiga, lantai yang paling atas menuju gerbang. Aku pun jalan sendirian menuju gerbang, kebetulah hari ini Nisa tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Tiba-tiba Raka berada disamping Ku, berjalan bersama Ku hingga depan gerbang.
“Tadi Kamu kenapa? Sampai bengong seperti itu, cari-cari perhatian saja.” Ucapku dengan sedikit ledekan.
“Aku.... hemmm Aku tidak apa-apa kok” jawab Raka tak meyakinkan.
“Oh iya Yu, Aku minta nomor handphone Kamu, boleh?” pinta nya.
“Oh, boleh ko. Catat ya!” jawab Ku dengan menyebutkan nomor HP Ku.
“Ok, terimakasih.” Ujarnya dengan memasukkan HP ke dalam saku baju nya.
Sesampainya digerbang Aku dan Raka berpisah. Kami pulang menuju rumah masing-masing.
Dahulu Raka tidak percaya akan hal cinta pada pandangan pertama, namun ternyata ia merasakan sendiri. Ya! Dia merasa menemukan mawar biru dihidupnya setelah kenal dengan Ayu. Sejak itu lah Raka percaya bahwa cinta itu bisa muncul pada pandangan pertama.