Posted by : Unknown Sabtu, 28 Maret 2015

    Bu Dini, salah satu guru di sekolah tempat Ku belajar yang kebetulan hari ini ia mengisi kelas Ku. Ia adalah guru matematika, selain itu ia adalah wali kelas Ku. Sehingga kami cukup dekat dengan nya. Bu Dini terkenal dengan guru yang cuek dan jutek namun bila ia sedang mengajar sifat yang telah kami simpulkan pun tak terlihat sedikit pun. Selain itu ia adalah guru amat cantik, dari postur tubuhnya sampai cara ia berjalan pun sudah nampak jelas bahwa ia sepertinya mantan model. Dibarengi lagi fashion yang sering ia gunakan selalu berbeda-beda saat mengajar membuat kami para murid tak bosan melihat Bu Dini.


Pukul 07:00. Hari ini Bu Dini lah yang masuk ke kelas Ku.
“Selamat pagi anak-anak” masuk kelas dan menyapa seluruh makhluk yang berada di dalam kelas, hingga makhluk yang berbeda dimensi pun disapa nya. (Just kidding, haha)
“Selamat pagi, Bu!” jawab Ku dan diikuti yang lainnya.
Seperti biasa kami selalu berdoa sebelum pelajaran dimulai, setelah Bu Dini duduk dimeja nya Halim pun langsung menyiapkan kami yang masih sibuk dengan kegiatan masing-masing untuk mulai berdoa.

Pelajaran pun dimulai, kelas menjadi hening, hanya terdengar suara Bu Dini yang sedang menjelaskan beberapa materi yang sedang dipelajari saat ini. Aku yang duduk bersama teman Ku dibarisan kedua dari depan mencoba memperhatikan apa yang diterangkan, sehingga Aku berusaha untuk tetap fokus.

“Raka!” teriakan Bu Dini untuk menyadarkan Raka yang tak memperhatikan apa yang diterangkan di depan kelas, kelihatannya ia sedang melamunkan sesuatu.
“Iya, Bu. Kenapa?” spontan Raka menjawab, antara sadar dan tidak sadar.
“Kamu sedang melamunkan apa? Sampai bengong seperti itu, ayo perhatikan!” perintah Bu Dini .
Bu Dini memang tidak suka bila ada murid yang tidak memperhatikan saat sedang diterangkan, walaupun semua guru kebanyakan memang seperti itu. Pandangan semua siswa di kelas seketika mengarah pada Raka yang duduk tepat dibelakang Ku, seperti ada tarikan magnet yang membuat semua pasang mata melirik Raka.
“Iya, Bu. Maaf” jawabnya dan mulai memperhatikan kembali.

Mengapa Aku jadi melamunkan cewek itu?” dalam hatinya. Meskipun Raka telah ditegur, namun pikiran nya masih entah dimana.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Follow Us!

Popular Post

- Copyright © This Is Our Story - Metrominimalist - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -