Posted by : Unknown Minggu, 22 Maret 2015



     *kriiiinngggggg* Pukul 07:00 bel di sekolah Ku berbunyi 3x, banyak orang berlarian ke arah ruangan mereka masing-masing, tentunya bukan hanya siswa-siswi saja, tak sedikit guru pun datang terlambat. Bila lewat 1 menit saja, Aku tidak diizinkan masuk kelas untuk belajar melainkan harus menunggu pelajaran hingga selesai di luar ruangan. Dengan penuh semangat Aku akan berusaha agar tidak seperti itu, bagi Ku menunggu adalah hal yang sangat membosankan seumur hidup Ku.
Kegiatan belajar mengajar pun berjalan seperti biasanya, bertemu dengan guru killer lagi, itu neraka bagi Ku, rasanya ingin sekali detak jam berputar secepat mungkin. Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, sekian lamanya Aku menatap jam yang kupakai, kali ini telah menunjukan pukul 10:00, menandakan bahwa pelajaran telah usai dan waktunya untuk istirahat. Aku pun menggunakan waktunya se-efektif mungkin untuk membeli makanan di kantin, karena Aku sangat lapar, dengan cepat Aku memesan satu mangkuk bakso kemudian memakannya dengan sangat lahap, tak lupa untuk membeli satu botol minuman dingin. dikarenakan aku tidak membawa bekal dari rumah. “Boleh duduk disini?” ucap seorang cowok kepada Ku, Dia salah satu teman sekelas Ku. Ku lihat sekeliling kantin memang semua kursi telah dipenuhi orang “Ya, boleh.” Aku pun tidak bisa melarang nya, karena ia juga mempunyai hak. Akhirnya, Aku menyantap makanan Ku bersebelahan dengan cowok itu. Aku dan Dia memang belum akrab, baru minggu lalu Kami berkenalan ditahun ajaran baru ini, wajar saja bila salah satu dari kami merasa canggung untuk berbicara di awal. Ternyata Dia yang lebih cepat menghabiskan makanannya dibanding Aku, setelah ia selesai dengan cepat meninggalkan piring kotor diatas meja. Selang beberapa menit, Aku pun selesai menghabiskan makanan Ku, tak lupa untuk membayar makanan yang telah Ku beli. “Bakso semangkuk, teh manis nya satu, semua jadi berapa, Pak?” Tanya Ku kepada Pak Tono, Aku memang sudah kenal dengannya dikarenakan Aku salah satu langganan bakso nya. “Sudah dibayar, Neng. Oleh cowok yang tadi duduk bareng Neng Ayu.” Jawab Pak Tono dengan senyumannya, ia adalah penjual yang dikenal ramah kepada siswa-siswi disekolah Ku. “Jadi sudah dibayar ya, Pak. Yasudah terimakasih, Pak.” Aku pun meninggalkan kantin dan menuju ke kelas. Sesampainya di kelas Aku langsung menghampiri cowok yang tadi telah makan bersama Ku dan membayar semua yang Ku pesan di kantin.
“Raka, Kamu tadi yang membayarkan semua makanan ku?” Tanya Ku. Ia pun tak menjawabnya, sepertinya ia pura-pura tidak mendengar. Aku mengulang kembali pertanyaan Ku lebih keras “Raka, apakah Kamu tadi yang membayarnya?” dengan nada tinggi, alhasil ia pun mendengar dan menjawabnya “Iya, Yu!” ucapnya dengan nada pelan. Saat Aku ingin berterimakasih kepada nya, guru telah datang sehingga Aku harus kembali ke tempat duduk Ku dan belum sempat mengucapkan terimakasih, bagaimana pun Aku harus tetap bilang ke Raka, mungkin setelah pulang sekolah adalah waktu yang tepat.

*Kriiinnggggggggg kringggggggg kringggggggg kkrriingggg* bel di sekolah Ku kembali berbunyi, tak sedikit pun merasa lelah. Memang selalu begitu, bila berbunyi 3x menandakan pelajaran akan segera dimulai, sedangkan sebanyak 4x pelajaran telah usai. Siswa-siswi banyak yang membereskan buku-buku dan memasukkan kedalam tas. Bersiap-siap untuk meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah masing-masing.

“Raka…” Aku pun memanggil teman Ku, setelah keluar dari kelas.
Ia pun menoleh dan menjawab “Ya, ada apa Ayu?”.
“Tidak ada apa-apa, Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih kepada Mu, atas kebaikan pagi tadi di kantin sekolah.” Ujar Ku dengan memberikan senyuman kepadanya.
“Iya, sama-sama.” Jawabnya, dan meninggalkan Aku yang masih berdiri di depan pintu kelas.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Follow Us!

Popular Post

- Copyright © This Is Our Story - Metrominimalist - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -